Fikih Hari Jumat ini merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Kitab Shahihu Fiqhis Sunnah wa Adillatuhu yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Musyaffa Ad-Dariny, M.A. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Senin, 18 Sya’ban 1446 H / 17 Februari 2025 M.
Kajian Tentang Fikih Hari Jumat
Pada kesempatan kali ini, kita akan mulai membahas tentang fikih hari Jumat, yaitu masalah-masalah yang berkaitan dengan hari Jumat.
Yang pertama, hari Jumat memiliki keutamaan yang sangat besar. Hari Jumat merupakan hari yang spesial dan istimewa bagi kaum Muslimin. Banyak sekali dalil yang menunjukkan bahwa hari Jumat adalah hari yang Allah Subhanahu wa Ta’ala istimewakan.
Di antara dalil yang menunjukkan hal tersebut adalah hadits dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi Shallallahu ’Alaihi wa Sallam pernah bersabda:
خير يوم طلعت عليه الشمس يوم الجمعة
“Sebaik-baik hari yang padanya terbit matahari adalah hari Jumat.” (HR. Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa hari Jumat adalah hari yang paling mulia di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Saking mulianya hari Jumat ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikannya sebagai objek sumpah dalam firman-Nya dalam Surah Al-Burūj:
وَالسَّمَاءِ ذَاتِ ٱلْبُرُوجِ ١ وَٱلْيَوْمِ ٱلْمَوْعُودِ ٢ وَشَاهِدٍۢ وَمَشْهُودٍۢ ٣
“Demi langit yang mempunyai gugusan bintang, demi hari yang dijanjikan, dan demi yang menyaksikan serta yang disaksikan.” (QS. Al-Buruj[85]: 1-3)
Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dalam penjelasannya mengenai ayat ini mengatakan bahwa:
ٱلْيَوْمِ ٱلْمَوْعُودِ (al-yaum al-maw’ūd) adalah hari kiamat,
وَشَاهِدٍ (wa shahid) adalah hari Jumat.
Ini menunjukkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjadikan hari Jumat sebagai objek sumpah. Ketika Allah bersumpah atas sesuatu, maka hal itu menunjukkan keagungan dan kemuliaannya. Karena Allah, Yang Maha Mulia, tidak akan bersumpah kecuali dengan sesuatu yang memiliki nilai agung dan mulia.
Kemudian, sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu juga mengatakan:
وَٱلْمَشْهُودُ يَوْمُ عَرَفَةَ
“Dan yang dimaksud dengan al-masyhūd adalah hari Arafah.”
Tiga hari ini benar-benar istimewa:
* Hari Kiamat, yaitu hari yang agung dan luar biasa.
* Hari Arafah, yaitu hari yang memiliki keutamaan besar dalam Islam.
* Hari Jumat, yang memiliki keutamaan sebagaimana disebutkan dalam banyak hadits.
Di antara dalil yang menunjukkan bahwa hari Jumat adalah hari yang istimewa dan dispesialkan oleh Allah subḥanahu wa ta’ala adalah hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi Shallallahu ’Alaihi wa Sallam pernah bersabda:
خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ ٱلشَّمْسُ يَوْمُ ٱلْجُمُعَةِ
“Hari yang paling baik yang padanya terbit matahari adalah hari Jumat.” (HR. Muslim)
Karena hari Jumat adalah hari yang paling baik, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikannya sebagai hari terjadinya beberapa peristiwa besar. Rasulullah Shallallahu ’Alaihi wa Sallam bersabda:
" class="jsx-4145644783 jsx-2435782980">