<br />
Larangan Tathayyur adalah bagian dari <a href="https://www.radiorodja.com/download/kajian/">ceramah agama</a> dan <a href="https://www.radiorodja.com/tag/kajian-sunnah/">kajian</a> Islam ilmiah dengan pembahasan kitab <a href="https://www.radiorodja.com/download/kajian/ustadz-mubarak-bamualim/riyadhus-shalihin/">Riyadhus Shalihin Min Kalam Sayyid Al-Mursalin</a>. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz <a href="https://www.radiorodja.com/download/kajian/ustadz-mubarak-bamualim/">Mubarak Bamualim, Lc., M.H.I.</a> pada Selasa, 3 Jumadil Awal 1446 H / 5 November 2024 M.<br />
<br />
<br />
<br />
Kajian sebelumnya: <a href="https://www.radiorodja.com/54651-larangan-mencabik-wajah-saat-tertimpa-musibah/">Larangan Mencabik Wajah saat Tertimpa Musibah</a><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Kajian Tentang Larangan Tathayyur<br />
<br />
<br />
<br />
Pada kesempatan ini, kita memasuki bab baru tentang larangan terhadap tathayyur, atau mempercayai pertanda buruk. Tathayyur adalah anggapan seseorang ketika mendengar atau melihat sesuatu yang dianggap sebagai pertanda buruk sebelum melakukan suatu usaha atau upaya. Misalnya, seseorang yang mendengar kicauan burung tertentu atau melihat tanda tertentu, kemudian beranggapan bahwa usahanya akan gagal atau merugi.<br />
<br />
<br />
<br />
Tathayyur merupakan bentuk keraguan dalam diri manusia, tetapi bagi seorang yang bertauhid dan beriman kepada Allah &#8216;Azza wa Jalla, anggapan-anggapan semacam ini tidak seharusnya menjadi penentu atau pembatas dalam mengambil keputusan atau melakukan usaha.<br />
<br />
<br />
<br />
&#8230;فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ&#8230;<br />
<br />
<br />
<br />
&#8220;Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah&#8221; (QS. Ali &#8216;Imran[3]: 159) <br />
<br />
<br />
<br />
Ketika hendak mengerjakan sesuatu, seorang Muslim hendaknya bertekad dan mengerjakannya. Jangan membiarkan pandangan atau suara tertentu mempengaruhinya.<br />
<br />
<br />
<br />
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik Radhiyallahu &#8216;Anhu, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu &#8216;Alaihi wa Sallam bersabda:<br />
<br />
<br />
<br />
«لاَ عَدْوَى وَلاَ طِيَرَةَ، وَيُعْجِبُني الفَألُ» قالُوا: وَمَا الفَألُ؟ قَالَ: «كَلِمَةٌ طَيِّبَةٌ»<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
&#8220;Tidak ada penularan penyakit secara otomatis (tanpa izin Allah), dan tidak ada tathayyur. Aku sangat takjub dengan fa&#8217;l (optimisme)&#8221; Para sahabat bertanya, &#8220;Apakah fa&#8217;l itu?&#8221; Beliau Shallallahu &#8216;Alaihi wa Sallam menjawab, &#8220;Yaitu ucapan-ucapan yang baik&#8221; (Muttafaqun &#8216;alaihi).<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Para ulama, ketika menjelaskan hadits ini, menyebut bahwa maksud dari lā adwā adalah bahwa suatu penyakit tidak akan berpindah kepada orang lain kecuali dengan takdir Allah Subhanahu wa Ta&#8217;ala. Artinya, tidak ada perpindahan penyakit dari seseorang ke orang lain tanpa kehendak Allah. Jika seseorang terkena suatu penyakit dari orang lain, maka semua itu terjadi dengan ketentuan-Nya.<br />
<br />
<br />
<br />
Dalam hadits ini, Nabi Muhammad Shallallahu &#8216;Alaihi wa Sallam menekankan bahwa setiap orang yang tertimpa penyakit, maka tidak mungkin penyakit itu berpindah kepada dirinya tanpa takdir Allah. Semua yang menimpa seorang hamba—termasuk penyakit—adalah bagian dari ketetapan-Nya. Bahkan, segala yang terjadi di alam semesta ini adalah atas izin dan takdir Allah Subhanahu wa Ta&#8217;ala.<br />
<br />
<br />
<br />
Dalam hadits ini, Nabi Shallallahu &#8216;Alaihi wa Sallam bersabda &#8220;Lā adwā&#8221;, artinya pindahnya suatu penyakit dari seseorang kepada orang lain. Suatu penyakit tidak dapat berpindah dari seseorang ke orang lain dengan sendirinya, akan tetapi itu terjadi dengan takdir Allah. Jika Allah tidak menakdirkan seseorang terkena penyakit dari orang lain, maka penyakit itu tidak akan menjangkiti dirinya.

Radio Rodja 756 AM

Radio Rodja 756AM

Larangan Tathayyur

NOV 6, 202477 MIN
Radio Rodja 756 AM

Larangan Tathayyur

NOV 6, 202477 MIN

Description

<p>Larangan Tathayyur adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Riyadhus Shalihin Min Kalam Sayyid Al-Mursalin. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Mubarak Bamualim, Lc., M.H.I. pada Selasa, 3 Jumadil Awal 1446 H / 5 November 2024 M. Kajian sebelumnya: Larangan Mencabik Wajah saat Tertimpa Musibah Kajian Tentang Larangan Tathayyur Pada kesempatan [&#8230;]</p> <p>Tulisan <a href="https://www.radiorodja.com/54674-larangan-tathayyur/">Larangan Tathayyur</a> ditampilkan di <a href="https://www.radiorodja.com">Radio Rodja 756 AM</a>.</p>